Rabu, 21 Oktober 2015

Tenang itu ketika mengingat Nama-Nya

omniverzum.hu
Malam, Sang kunang telah menyalahkan lampu
Mata semua orang sudah mulai kaku
Aku dan sahabatku menciptakan lagu
Kita nyanyikan saat kau datang di mimpiku

Debat, Suara hening mulai berisik di telingga
Dengan senang hati kudengar dia bercerita
Pura-pura paham meskipun tak tau maksudnya
Hanya menuggu ia diam kehabisa kata

Tenang, kusandarkan letih pada buaian rindu
Semilir kutukan alam membuat risau
Terdampar di dunia dengan ilusi semu
Terbang kenirwana keinginan jiwaku
 
 Dengar, suara penduduk langit kini seirama
 Membuka jalan untuk pergi kenirwana
 Membuka hati untuk menyebut Nama-Nya
 Hanya butuh rasa bukan dengan telingga

41 komentar:

  1. ketika mengingat seseorang, dan namanya siapa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Namanya yang punya nama :)
      defa rahmadhani wao...

      Hapus
  2. Adeummm nih puisinya, nyaman masuk ke hati mas.. Siiipppp.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. #Tepok tangan
      Adem puisinya mengandung AC mungkin.

      Hapus
    2. Iya kayaknya, mengandung AC, hehehe :)

      Hapus
    3. Mengandung kulkas bisa :) hehehe

      Hapus
    4. Haha mengandung apalagi ya dingin-dingin, hehe, mengandung air hujan dan banjir, wkwkwkwkw :)

      Hapus
  3. Sang kunang telah menyalahkan lampu ---> menyalakan maksudnya?

    gw suka yang ini ---> Hanya butuh rasa bukan dengan telingga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya menyalakan betul,,,,, :) ah udah terlanjur se mas..
      Kalo suka dibungkus aja mas :)

      Hapus
    2. karetnya dua ya, biar ga ketukaer

      Hapus
    3. sekalian rujak cingurnya satu bro

      Hapus
  4. tenang,,, enak banget baca puisinya, Mo shodik haha

    BalasHapus
  5. Mo sidik itu muh......
    #Mendadak gue membesar.

    BalasHapus
  6. Keren keren... bangeet..

    Cuma butuh telinga, ~ :-)

    BalasHapus
  7. Balasan
    1. Alhamdulillah, masih di beri kenikmatan nafas oleh Tuhan Yang Maha Esa. :)
      aZiggk

      Hapus
  8. "Debat, Suara hening mulai berisik di telingga
    Dengan senang hati kudengar dia bercerita
    Pura-pura paham meskipun tak tau maksudnya
    Hanya menuggu ia diam kehabisa kata"

    Aku suka bait ini...., mengena bangaat... kadang aku terjebak dalam kondisi seperti ini... dan hanya aksara yang yang bisa mengutarakan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lewat aksara kamu mengutarakannya,, dan aku percaya itu.... Kamu pandai meraciknya setiap kalimat kau buat hidup seolah bernafas.

      Hapus
  9. kembali untuk selalu mengingat dan menyebut nama-Nya,karena kite trkadang lupa.

    BalasHapus
  10. Iya Manusia tempatnya salah dan lupa... Brow :)

    BalasHapus
  11. kata katanya itu loh suara hening berisik di telinga. heheh
    banyak yang lupa sudah dengan namaNya. lupa oleh kesibukan yang tak berujung meskipun kuang sudah ingatkan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mag kesibukan yang semakin padat merayap ini yang menjadi salah satu penyebabnya.
      Selamat tahun baru mang adul. Semoga sukses.

      Hapus
  12. Balasan
    1. Bungkus aja gan... ;) hehe
      Selamat tahun baru gan..

      Hapus
  13. cerdas puisinya. plihan kata2nya sya suka...
    slam knal dan salam blogwalking...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih udah mampir... Salam kenal. Siap merapat kapten. Hehe

      Hapus
  14. nice informasinya kawan
    http://obatginjalbocorterampuh.blogspot.com

    BalasHapus
  15. Menarik, suara penduduk langit :)

    BalasHapus
  16. Puisi religius nih
    mengingatkan pada sang Maha Pencipta
    Semoga puisi ini membuat hati resah menjd tentram

    BalasHapus

Semogaku

Sepertinya mendung dan hujan bersekongkol lagi, untuk menghajarkita. merasakuat beraktitas diluar rumah semoga kita tak kendur semoga an...