Dia yang bertubuh kurus lunglai dan tak bersemangat untuk menatap masa depan, duduk didepan teras memandang langit yang mulai menghitam, lebih banyak memainkan rokok dijarinya daripada menghisapnya, kadang penglihatan ditujukan kelantai yang kumuh, entah apa yang dia fikirkan dengan wajah yang layu dan pucat, pasti masalah yang di tanggung begitu berat.
jika perhatianmu kau tujukan pada telinga kirinya kau akan dapati dua lubang bekas tindik lubang itu seakan sudah lama di tinggal tuanya, rambut yang terlihat tidak sehat mulai menutupi pandangannya dia merapikannya hanya dengan jari-jari tangan, sesekali dia menghelai nafas panjang untuk menenagkan khayalan yang mulai menjauh dari kenyataan.
dia senang degan suara detak dari jam dinding di kamarnya seakan hanya dia yang mampu menghabisi sepi yang diam-diam menyelinap kedalam jiwa, dia berusaha menantang kawanan srigala yang lapar dengan ketidak berdayaan.
sungguh dia dalam dilema panjang, sungguh dia patut untuk dikasihani, dia kehabisan cara untuk membuat dirinya pulih seperti kemarin,
"dimana orang yang dulu mengaku sahabat?"
dia takperduli lagi di hal itu, dia hanya tersenyum jika pertanyaan itu datang senyumnya hilang berganti jawaban singkat "mereka sibuk".
jika perhatianmu kau tujukan pada telinga kirinya kau akan dapati dua lubang bekas tindik lubang itu seakan sudah lama di tinggal tuanya, rambut yang terlihat tidak sehat mulai menutupi pandangannya dia merapikannya hanya dengan jari-jari tangan, sesekali dia menghelai nafas panjang untuk menenagkan khayalan yang mulai menjauh dari kenyataan.
dia senang degan suara detak dari jam dinding di kamarnya seakan hanya dia yang mampu menghabisi sepi yang diam-diam menyelinap kedalam jiwa, dia berusaha menantang kawanan srigala yang lapar dengan ketidak berdayaan.
sungguh dia dalam dilema panjang, sungguh dia patut untuk dikasihani, dia kehabisan cara untuk membuat dirinya pulih seperti kemarin,
"dimana orang yang dulu mengaku sahabat?"
dia takperduli lagi di hal itu, dia hanya tersenyum jika pertanyaan itu datang senyumnya hilang berganti jawaban singkat "mereka sibuk".
sendiri bukan berarti tiada yang peduli...
BalasHapusSemoga dia mendapat kebahagiaan yg dicarinya
semoga saja demikian....
Hapusterimakasih... :)
"mereka sibuk" :(
BalasHapushttps://aksarasenandika.wordpress.com/2015/02/21/maaf-titik-ingatan-yang-selalu-muncul/
iya mas mereka sibuk..... :)
HapusKadang sendiri begitu menyebalkan :)
BalasHapusiya fik... pa lagi ketika kita butuh kesibukan. :)
Hapusmemang cukup naas ketika kita menjadi sendiri karena ditinggal oleh sahabat yang karbitan.
BalasHapustapi, beigtulh sendiri. kesepian..
sahabat karbet .. ngecass kalau kenak air hehe.
Hapussendiri ditinggal sahabat yang sibuk?eh, gitu kan ceritanya :D
BalasHapusya udah cari sahabat lagi, *ting ;)
begitu ya...... terimakasih sarannya :)
Hapus*tong ;)
sendiri tak mesti sepi,,kesendirian tak seharusnya dijadikan tempat untuk mengeluh :)
BalasHapusdari pada mengeluh alangkah baiknya digunakan untuk munajat, gtu_kan Def :)
Hapusiya lebih tepatnya gitu mas :)
Hapushehehe.. :)
HapusKarena pada akhirnya hanya diri sendiri lah yang bisa diandalkan.. :'
BalasHapusbetul... :)
Hapusdiri sendiri dan yang menciptakan takdir.
sepertinya dia mulai lelah...
BalasHapuslelah yang sangat.... :'(
Hapussendiri, kita kadang juga memerlukan itu
BalasHapusketika mencari inspirasi ngeblog juga butuh sendiri... kita bisa jadi apapun saat kita sendiri. :)
Hapusfeeling lonely yaa...sendu banget
BalasHapushe'em :'(
Hapus"bakar bakar yukk biyar rame"