Laila berdiri di tepi jalan memandang kendaraan yang berlalu lalang dengan mata yang megisaratkan rindu dengan air mata yang mengenang tanpa suara tangis, mugkin sudah cukup lama dia berdiri bersanding tangis hingga suaraya terkikis, dia laila wanita yang menyanjung nama cinta menunggu kematian lekas datang padanya, dia laila gadis malang yang menaggung penyesalan karna keputusan yang diambilnya.
"laila pulang nak..." suara ibunya memaggil dari dekat punggung gadis yang melarat, tampa bergeming laila tetap saja setia pada posisinya. "ridho di rumah menuggu mu...." lanjut wanita tua itu, tersontak menengok laila dengan senyum penuh harap, "ayo ibu lekas pulang.. rindho pasti merindukanku"
"iya nak dia sangat merindukan mu"
seperti hari-hari sebelumnya di rumahnya kosong tanpa ada seorang yang bernama ridho, "dia dikamar mu nak..." kata lirih ibunya terdengar nada bersalah, cepat laila berlari menuju kamarnya, "brok!" pintu ungu bermotif bunga mawar di kunci ibunya dari luar, dan nama ridho itupun tak ada dikamarnya.
laila memukul pintu dengan tangannya yang basah karna air mata "ibu jangan kurung laila lagi...." tangisan laila dibalik pintu memecahkan sepi di rumah yang sederhana, mengiris hati siapapun yang mendengarnya, "ibu aku di tunggu kekasihku...."
"laila ingatlah nak... ridhomu sudah mati..." menambah gaduh suara tangis sang ibu, tak kala pandainya dengan laila gadis muda yang dulunya jelita.
"sampai kapan kau seperti ini nak?...."
Laila gila karna cinta...
cinta yang sekarang tidur pulas dipelukan ibunya
laila lupa, sang waktu dapat menemukan segalanya
yang hilang atau terbuang, akan datang meminta alasannya
laila gila karna cinta...
cita yang tajam, memutaskan syaraf normalnya
laila lupa, sang waktu dapat menghapus luka yang berbalut do'a
yang hilang atau terbuang tersenyum dalam
pembaringannya.
"laila pulang nak..." suara ibunya memaggil dari dekat punggung gadis yang melarat, tampa bergeming laila tetap saja setia pada posisinya. "ridho di rumah menuggu mu...." lanjut wanita tua itu, tersontak menengok laila dengan senyum penuh harap, "ayo ibu lekas pulang.. rindho pasti merindukanku"
"iya nak dia sangat merindukan mu"
seperti hari-hari sebelumnya di rumahnya kosong tanpa ada seorang yang bernama ridho, "dia dikamar mu nak..." kata lirih ibunya terdengar nada bersalah, cepat laila berlari menuju kamarnya, "brok!" pintu ungu bermotif bunga mawar di kunci ibunya dari luar, dan nama ridho itupun tak ada dikamarnya.
laila memukul pintu dengan tangannya yang basah karna air mata "ibu jangan kurung laila lagi...." tangisan laila dibalik pintu memecahkan sepi di rumah yang sederhana, mengiris hati siapapun yang mendengarnya, "ibu aku di tunggu kekasihku...."
"laila ingatlah nak... ridhomu sudah mati..." menambah gaduh suara tangis sang ibu, tak kala pandainya dengan laila gadis muda yang dulunya jelita.
"sampai kapan kau seperti ini nak?...."
Laila gila karna cinta...
cinta yang sekarang tidur pulas dipelukan ibunya
laila lupa, sang waktu dapat menemukan segalanya
yang hilang atau terbuang, akan datang meminta alasannya
laila gila karna cinta...
cita yang tajam, memutaskan syaraf normalnya
laila lupa, sang waktu dapat menghapus luka yang berbalut do'a
yang hilang atau terbuang tersenyum dalam
pembaringannya.
bacanya jadi terharu,kasian laila di tinggal mati sang kekasih.Semoga laila di beri ketabahan :)
BalasHapuscuma fiksi aja ni dev.. hehe
Hapushemmmmm...
BalasHapusmungkin ada laila yg ditinggalkan cinta nya bukan karena mati juga...
itu mah fadilah... hehehe maaf bercanda :)) maaf...
BalasHapusnur kamu tu paling jago bikin tulisan yang mengharu biru ;)
BalasHapusefek komen gue yang kemarin ni ya... hihihi ;)
Hapusitu tragis banget. laila sampai gila...
BalasHapusinspirasiku terlalu horor ya.... :))
HapusKasian banget Laila :(
BalasHapushe'emm :((
Hapus:((( *ini komen apa sih*
Hapusjadi sedih *tisu mana tisu*
BalasHapusmampir-mampirlah ke blog ala-ala gue di www.travellingaddict.com
okeee..
Hapus