Biarka sepi ini pecah lalu mengema suaranya, kesana.
Kerelung hati setiap pemimpi, kejiwa yang sedang sekarat, kedalam lamunan-lamunan yang jauh tersesat; sudah tiba waktunya untuk memulai hal yang baru sudah waktunya untuk mengubur bagkai kenagan masa lalu, ia sudah busuk. Pasti kau merasa taknyaman terlihat dari raut wajahmu yang selalu menahan.
Biarkan sepi ini tertawa lalu memberi nyawa, baru.
Kepada sanubari yang mati suri, kefikiran mereka yang merasa fakir, ketelinga mereka yang tertutup mantra; sudah tiba saatnya kau memukul padanganmu agar dia mau mengikuti langkah-lagkah kecilmu, mereka yang pernah tinggal pada masa lalumu sudah bagkit kemarin, mereka sudah disibukkan dengan tertawa. Kau salah menerka jika mereka masih sama.
Biarka sepi ini diam lalu semuanya padam, hening.
Dengar saja napasmu bernyanyi, menyusun iramanya sendiri, dan cepatlah temui siapa yang memainkan melodi, mungiki sedikit lebih tenang.
persis nasibku bingit mas, indah dan mengena
BalasHapusAh pean segitunya.... Hehe
HapusItu untuk diri saya sendiri lohh..
persis nasibku bingit mas, indah dan mengena
BalasHapuskubur aja as bangkai yang lama itu biara suara baru datang dan meraung indah. :D
BalasHapusSiap kapten.... Blognya mes sulit di buka disini.
Hapusyang udah mah udah... tali yang putus tidak akan pernah kembali sempurna
BalasHapusKecuali sulap deddy corbuzer. Hehehe
HapusTerimakasi mas, uda gue follback ya.
dan sepi itu sepi dan sepi tak bicara, begitu sepertinya
BalasHapusAkhirnya mereka hidup bahagia. Sepertinya begitu juga.. Eh
Hapusjangan biarkan sepi
BalasHapusAyo ramaikan ...... .........
HapusYa, segera temui itu yang main melodi supaya segera tenang.. :)
BalasHapusSiap kapten.. Hehe
HapusMantap vrohh... puisi nya. :))
BalasHapusMasak se... Hehe..
BalasHapusMakasih mas pria.
Nur itu beneran dibiarin typo ya beberapa kata
BalasHapusMaunya di omelin dulu,.
Hapus